Latest News
You are here: Home | Baja | China Minsheng Berencana Bangun Pabrik Baja US$ 1,6 Miliar
China Minsheng Berencana Bangun Pabrik Baja US$ 1,6 Miliar

China Minsheng Berencana Bangun Pabrik Baja US$ 1,6 Miliar

Duniaindustri.com (Agustus 2015) – China Minsheng Investment Corp (CMI) berniat mendirikan pabrik baja di Indonesia sebesar US$ 1,6 miliar. Pembangunan pabrik baja akan dilakukan dua tahap. Pabrik tahap pertama diharapkan bisa memproduksi baja sebanyak 3 juta ton per tahun.

Pabrik tahap kedua juga dipersiapkan kapasitas produksi 3 juta ton. Total produksi pabrik baja yang akan dipersiapkan CMI mencapai 6 juta ton per tahun. “Tahun ini target kami bisa membangun industri baja,” kata Li Huaizhen, chief executive officer (CEO) CMI.

Komitmen investasi dari Li ini sejatinya merupakan hasil tindak lanjut perjanjian investasi China di Indonesia yang diteken Maret 2015 lalu. Walaupun CMI punya target membangun pabrik baja di Indonesia tahun ini, namun CMI belum bisa memastikan kapan pabrik baja itu bisa produksi. Sebab, kata Li, pihaknya masih fokus mencari lokasi proyek.

Selain memiliki pilihan membangun pabrik baja sendiri, CMI juga punya pilihan mengakuisisi perusahaan baja yang sudah ada di Indonesia. Namun sayang, Li tidak menyebutkan secara spesifik, siapa perusahaan baja yang sedang mereka incar.

CMI merupakan perusahaan private equity yang didirikan oleh 59 perusahaan swasta asal China. Perusahaan yang bermodalkan US$ 8 miliar ini telah menggandeng lebih dari 20 perusahaan China untuk menjalankan bisnisnya.

CMI tak cuma tertarik berinvestasi di bisnis baja. Mereka juga minat investasi lainnya seperti; pembangkit listrik, infrastruktur, perikanan, internet, bisnis pesawat jet serta produksi serta pengoperasian helikopter.
Dalam melancarkan rencana bisnis di Indonesia, CMI mengajak Indonesia China Business Council (ICBC) sebagai mitra kerja. Sekedar mengingatkan saja, pada Maret 2015 lalu, Indonesia dan China telah menjalin kesepakatan investasi dengan total nilai mencapai US$ 40 miliar.

Pasar Baja RI
Pasar baja Indonesia pada 2014 ditaksir mencapai Rp 76,02 triliun, naik 7% dari 2013 sebesar Rp 71,05 triliun. Tim duniaindustri.com memperhitungkan nilai pasar baja Indonesia di 2013 sesuai prediksi Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang menargetkan konsumsi baja di dalam negeri pada 2013 meningkat 7% menjadi 10,97 juta ton dari 10,25 juta ton pada 2012.

Namun, harga baja dunia (baja canai panas/HRC yang menjadi patokan harga baja dunia) di akhir 2012 turun ke level US$ 570-590 per ton dari posisi akhir 2011 sebesar US$ 690-720 per ton. Penurunan harga baja dunia bisa mempengaruhi nilai pasar baja Indonesia di 2013.

Prediksi peningkatan konsumsi baja di Indonesia didasarkan pada peningkatan investasi di sektor manufaktur, otomotif dan realisasi pembangunan sejumlah proyek infrastruktur pemerintah. Pertumbuhan industri baja pada tahun depan masih prospektif sepanjang industri dan kondisi ekonomi global terus membaik.

“Bertambahnya realisasi investasi di bidang manufaktur dan meningkatnya konsumsi kendaraan bermotor serta proyek infrastruktur yang terus berjalan sangat mempengaruhi pertumbuhan industri baja di 2013,” kata Ketua IISIA, Irvan Kamal Hakim.(*)